Nabi Yunus as Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Quran |
Pendahuluan
Nama | Yunus (Yunan) bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya (catatan : Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya, kecuali Yunus dan Isa) |
Garis Keturunan | Adam as ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as ⇒ Ishaq as ⇒ Ya'qub as ⇒ Yusuf as ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus as |
Usia | 70 tahun |
Periode sejarah | 820 - 750 SM |
Tempat diutus (lokasi) | Ninawa, Irak |
Jumlah keturunannya (anak) | - |
Tempat wafat | Ninawa, Irak |
Sebutan kaumnya | Bangsa Asyiria, di utara Irak |
di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak | 5 kali |
Ringkasan Kisah Nabi Yunus
Ninawa (Nineveh) adalah pusat pemerintahan Kerajaan Assyria yang
berada di utara Irak pada masa Nabi Yunus. Ninawa merupakan kota
terbesar dan terkaya di bagian timur dunia saat itu. Namun, kelapangan
rezeki dan kekayaan yang luar biasa itu justru membuat penduduknya
berbuat maksiat, sesat, dan dosa-dosa besar. Selain itu, mereka juga
menyembah berhala dan tidak beriman kepada Allah. Seandainya bukan
karena rahmat-Nya, Allah pasti telah menghancurkan mereka. Dengan kasih
sayang-Nya, Allah mengutus Nabi Yunus kepada penduduk Ninawa untuk
menyembah Allah semata dan meninggalkan perbuatan syirik.
Nabi Yunus memulai dakwahnya seperti dakwah para nabi dan rasul
lainnya. Dia mengaku sebagai utusan Rabbnya dan menjelaskan bahwa jalan
keselamatan hanyalah dengan kembali ke jalan Allah serta bertaubat
kepada-Nya. Dia kemudian memaparkan berbagai dalil dan bukti tentang
dakwahnya itu.
Namun, mereka mendustakan Yunus dan justru menjawab dengan jawaban
orang-orang bodoh fanatik yang akal mereka tidak bias lepas dari
keyakinan paganisme. Mereka berkata, "Kamu hanyalah manusia biasa
seperti kami dan kami tidak akan beriman padamu juga pada ajaran yang
kau bawa."
Nabi Yunus lantas pergi meninggalkan mereka karena rasa kecewa dengan
perilaku kaumnya. Atas kehendak Allah, Nabi Yunus kemudian sampai di
tepi pantai dan ikut naik sebuah perahu. Di tengah perjalanan, diadakan
undian untuk meringankan beban muatan kapal dengan cara membuang salah
satu diantara para penumpang. Pengundian itu lalu jatuh pada Nabi Yunus.
Mereka kemudian membuangnya ke laut hingga ditelan ikan paus. Allah
berfirman, "(Ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam
keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan
do'anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami
selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anbiya` [21]:
87-88).
Setelah kepergian Nabi Yunus, kaumnya melihat tanda-tanda adzab.
Mereka juga meyakini bahwa adzab tersebut akan datang. Allah kemudian
memunculkan rasa taubat dan penyesalan di hati mereka. Mereka pun
menyesali perbuatannya, mengenakan kain mori yang kasar, bertaubat, dan
memohon ampunan kepada Allah. Selain itu, mereka juga mengembalikan
barang-barang yang mereka ambil secara zalim kepada pemiliknya. Di saat
genting itu, Allah mengangkat adzab tersebut dengan rahmat-Nya.
Pada saat yang sama, Nabi Yunus keluar dari perut ikan dalam keadaan
sakit dan letih. Allah kemudian menumbuhkan pohon sejenis labu di
dekatnya untuk dapat melindungi dia dari teriknya matahari hingga
kesehatannya membaik, sakitnya hilang, dan rasa takut di hatinya sirna.
Allah lalu memerintahkan Yunus kembali kepada penduduk Ninawa yang telah
dia tinggalkan. Dia lantas mengajak mereka beriman kepada Allah dan
menyampaikan risalah-Nya. Dengan demikian, Allah memberikan kehidupan
dan kenikmatan yang baik kepada mereka. Allah berfirman, "Sesungguhnya
Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke
kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk
orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar
dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk
orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal
di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke
daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan
untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada
seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami
anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu."
(QS. Ash-Shaffat [37]: 139-148).
Bangsa Assyria
Bangsa Assyria merupakan salah satu kabilah Semit. Kabilah Semit
tinggal di utara Sungai Tigris setelah dua kali pindah dari wilayah yang
berdekatan. Pertama, perpindahan kabilah Semit dari wilayah Babylon
pada masa kekuasaan bangsa Akadia. Kedua, migrasi bangsa Arami dari
Suriah, dan mereka merupakan golongan Semit yang berhijrah ke wilayah
ini. Karena bangsa Semit bersosialisasi dengan kaum lain maka mereka
memiliki hubungan bangsa yang berbeda, seperti bangsa Hittites dan
Kurdi.
Nabi Yunus dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Yunus as, disebutkan sebanyak 5 kali, seperti
berikut ini.
Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 87-88, Firman
Allah SWT :
(Ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah,
lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan
do'anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami
selamatkan orang-orang yang beriman.
Pada Surat Ash-Shaaffaat (As-Saffat) [37] : ayat 139-148,
Firman Allah SWT :
Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia
lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia
termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan
besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk
orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal
di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke
daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan
untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada
seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami
anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
Pada Surat Yuunus (Yunus) [10] : ayat 98, Firman Allah SWT :
Mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu
bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu),
beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam
kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada
waktu yang tertentu.
Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah
SWT :
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami
telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan
anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan
Zabur kepada Daud.
Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 86, Firman Allah
SWT :
Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya
di atas umat (di masanya).
Referensi
- Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
- Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
- Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
- Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
- ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
- Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
- Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Pene
0 komentar